Pengurus KONI Sultra Pilih Kasih Kucurkan Anggaran Pra PON XXI

Pelatih Dayung: KONI Harus Serius Urus Cabor Dayung

Ajang Pra-PON XXI memunculkan sorotan tajam bagi sejumlah cabang olahraga di KONI Sulawesi Tenggara. KONI disebut memprioritaskan anggaran cabor non unggulan di Pra-PON dengan anggaran lebih besar ketimbang cabor berprestasi.


Sedangkan, beberapa cabor seperti bola basket, sepaktakraw, sepakbola serta cabang olahraga lainnya, sempat kesulitan saat ikut Pra- PON XXI. Terungkap, atlet dan pelatih, harus naik kapal laut dan melalui jalur transportasi darat saat menuju lokasi Pra-PON XXI di Mamuju Sulawesi Barat. Perjalanan jauh dan melelahkan ini, dianggap mempengaruhi performa atlet saat hari pertandingan. 

Protes cabor mencuat, saat mengetahui pihak KONI ternyata sudah menggelontorkan anggaran sebesar Rp150 juta untuk Pra-PON cabor tenis lapangan dan sejumlah cabor non prioritas lainnya. Jumlah sebanyak ini, untuk 9 orang atlet yang bertanding di Jakarta pada Agustus 2023 lalu. 

Padahal, tenis lapangan bukan cabor unggulan di beberapa PON sebelumnya. Tenis tidak pernah merebut medali. Saat ini, Ketua Cabor Pengprov Persatuan Tenis Lapangan Indonesia Sulawesi Tenggara, dipimpin Suwandi Andi, salah seorang anggota Komisi III DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara. 

Bukan itu saja, ada sejumlah cabor lain yang sudah ikut Pra-PON dan bukan cabor prioritas, diduga mendapat anggaran cukup besar. Terkait hal ini, KONI Sultra belum memberikan konfirmasi.

Dikonfirmasi terkait hal ini, Sekretaris Pengprov Pelti Sultra, Dr La Sawali menyatakan tidak tahu terkait jumlah anggaran yang digelontorkan KONI Sulawesi Tenggara. Meskipun demikian, dia membenarkan pernah menyusun rancangan proposal sebelum Pra-PON. 

"Saya usulkan sekitar Rp300 juta untuk 7 nomor di Pra-PON, tapi saya tak tahu berapa yang dicairkan. Soal itu nanti ditanyakan ke KONI," ujar Dr La Sawali.

Jumlah anggaran yang diterima cabor tenis lapangan bertolak belakang dengan cabor dayung. Sampai saat ini, pihak KONI Sultra belum mencairkan anggaran untuk cabor unggulan Sulawesi Tenggara itu. Informasi yang diperoleh dari pihak Pengprov PODSI Sultra, KONI hanya akan menggelontorkan dana sebesar Rp325 juta untuk 60 orang atlet dayung menuju Pra-PON XXI di Bandung.

Pelatih Tegaskan KONI Harus Serius Urus Dayung

Pelatih tim dayung Sulawesi Tenggara, Juli Wahyudin menegaskan, pengurus KONI mesti serius mengurus anggaran kesiapan tim cabor dayung menuju Pra-PON. 

Kata Juli Wahyudin, sampai saat ini KONI belum menggelontorkan anggaran bagi cabor dan atlet dayung Sulawesi Tenggara. Kata dia, jika kondisi atlet masih terkatung-katung, pihaknya mengancam tidak memberangkatkan atlet. Sebab, pihaknya khawatir kondisi atlet akan terbengkalai saat bertanding di daerah orang. 

Menurut dia, sudah ada pembicaraan secara lisan dengan Ketua KONI Alvian Topan Putra terkait besarnya anggaran bagi tim dayung dengan kekuatan tim sekitar 60 orang. Namun, jumlah ini dianggap jauh dari cukup. 

"Kita mau dikasih Rp325 juta. Sekilas, jumlah ini cukup banyak memang, tapi untuk kebutuhan atlet di Bandung, sangat jauh dari kata cukup," ujarnya, Minggu (29/10/2023). 

Dia mengatakan, beruntungnya, Ketua Pengprov PODSI Sultra Abdurrahman Shaleh, membiayai sendiri persiapan atlet dayung saat training center mandiri. Sehingga, atlet tetap latihan keras meskipun anggaran KONI belum cair. 

"Coba hitung, sewa transportasi naik pesawat, tambah makan atlet selama perjalanan, Rp2 juta per orang ditambah bus ke karawang Bandung, kali 60 atlet berarti sudah Rp120juta. Itu baru untuk pergi saja," ujar Juli.

Dia mengatakan, kebutuhan lainnya seperti peralatan, pakaian dan kelengkapan atlet juga sudah dianggarkan. Jumlahnya, menurut Juli cukup rasional sesuai kebutuhan atlet.

"Belum kami hitung biaya sewa kontrakan disana sekitar seminggu, kebutuhan makan minum atlet dan pelatih, kemudian uang saku atlet. Supaya di tahu aja, kebutuhan makan atlet itu berbeda porsinya dengan makan jumlah porsi makan umumnya. Apalagi pada saat menjalani program latihan menghadapi event," Papar Juli Wahyudin. 

Dia mengatakan, akan menagih janji pengurus KONI Sulawesi Tenggara terkait anggaran yang diberikan untuk atlet dayung. Sebelumnya, pihak KONI menyatakan, ketersediaan dan sokongan anggaran bagi cabor selama ini tergantung komunikasi yang dibangun. 

"Saya mau tagih janji pengurus KONI Sultra itu katanya terserah komunikasi. Ini untuk kepentingan atlet dan mempertahankan prestasi, serius ini saya berbicara, bukan mewakili kepentingan orang per orang," tegas Juli.

Diketahui sebelumnya, Sekum KONI Sulawesi Tenggara Elvis Basri Uno mengatakan, saat ini pihaknya tengah menginventarisasi masalah dan keperluan cabor jelang Pra-PON. Kata dia, salah satu permasalahan yang muncul terkait alokasi anggaran adalah minimnya komunikasi cabor dengan pihak KONI. 

"Makanya, saya jarang angkat telepon (saat cabor menghubungi) karena saya mau face to face," ujar Elvis.